“Apa yang kalian lakukan!!” kata Lala dengan nada tinggi.
“Kami mengarangkan kamu lagu Lala, kau seharusnya berterima kasih pada kami” kata Mifta dan Husna.
“Ngarang saja kalian!! Dasar menyebalkan!!”
Kami memang menyebalkan tapi itu memang kenyataan
“Ya memang!
Tetapi jangan begini caranya!”
“Terus bagaimana?” kata mereka berdua serempak.
“Terserah kalian saja, yang penting jangan begini!! Dasar kalian!!”
“Kami tau Lala, kamu adalah anak seorang guru yang sabar, hahahahaha”
Lala semakin sebal saja, tetapi Lala memang tak pernah bisa marah.
Mifta dan Husna sukses hari itu, mereka tertawa di atas kemarahan Lala.
Mereka berdua pun menyanyi lagi untuk Reza, yang Reza pun tak peduli.
Hatiku sedih
Hatiku gundah
Tak ingin pergi berpisah
Hatiku bertanya
Hatiku curiga
Mungkinkah kutemui
kebahagiaan seperti disini
Sahabat yang selalu ada
Dalam suka dan duka
Tempat yang nyaman
Kala ku terjaga
Dalam tidurku yang lelap
Pergilah sedih
Pergilah resah
Pergilah gundah
Jauhkan resah
Lihat segalanya lebih dekat
Dan 'kubisa menilai lebih bijaksana
Mengapa bintang bersinar
Mengapa air mengalir
Mengapa dunia berputar
Lihat segalanya lebih dekat
Dan 'kau akan mengerti
Sejak Mifta mengikuti les Vocal dia menjadi lebih sering menyanyi dan itu pun dijadikannya hobi sekaligus untuk penghilang stress saat ia mempunyai banyak PR dari para guru.
Teman-teman yang ada di kelas ini sangatlah kompak, tak bermusuhan, dan tak membeda-bedakan.
Saatnya Ulangan Akhir Semester tiba, semua siswa di sekolah tidak lagi banyak bercanda. Mereka mulai serius untuk belajar untuk ulangan, ulangan kali ini adalah UAS semester satu. Banyak sekali pelajaran yang tidak dimengerti Mifta pun gara-gara akan ulangan ia menjadi benar-benar mengerti, kecuali fisika ia benar-benar butuh penjelasan yang benar-benar bisa membuatnya mengerti dan tak kebingungan. Ia terkadang sangat sumpek dan tak betah di rumah karena adiknya yang sangat menyebalkan dan tak pernah bisa sehari saja tak menangis. Adiknya bernama Lia.
“Aduuuhh!!!” kata Mifta mengeluh.
“Kenapa sih di rumah ini makhluk hidupnya tak bisa diaaaam!!!” hal ini membuat Mifta marah dan sebal tapi ia tetap saja belajar.
“Lia nangis, Ahnaf teriak-teriak dan kucing ituuu serlalu saja mengeong-ngeong!! Tidaaaak!!!!” Mifta menggerutu.
Mifta berteriak, “MAMAAA!!! Adik nangis tuuh. Mifta lagi belajar ini jadi pusing!”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Kalau di blog aku ini ada yang kurang sreg jangan lupa kasih komentar kamuw buat aku, siapa saja boleh komentar kok.