Rabu, 25 November 2009

Tips SahaBaat..:)

  • Temui sahabatmu, tanyakn bagaimana kabarnya hari ini..
  • Buatlah janji untuk mengundang sahabatmu berkunjung ke rumahmu.
  • Adakanlah sebuah diskusi kecil untuk mencari pemecahan masalah yang sedang dihadapi sahabatmu
  • Jadilah pendengar yang baik saat sahabatmu menceritakan masalahnya.
  • Jika memberikan nasehat, usahakan untuk tidak menggurui yaa... Karena penyampaian yang bersahabat dan tidak menggurui akan lebih mudah diterima dan dipahami..
  • Jika setelah berdiskusi tidak ditemukan juga pemecahan masalahnya ....katakanlah kepada sahabatmu bahwa ada masalah yang membutuhkan bantuan orang dewasa... Jadi, sarankanlah kepadanya untuk meminta bantuan orang tua, kakak, guru, atau orang dewasa lainnya yang dipercaya olehnya...:)
  • Setelah berdiskusi yang melelahkan dan membosankan , ajaklah sahabatmu melakukan yang disenangi oleh sahabatmu .. hiburlah dia hingga membuat dia tersenyum dan tertawa... :D

DI COBA YAAH PLEEND.. BIAR PUNYA BANYAK SAHABAT...

ga tau aahh...7


Akhirnya Mamaku datang dan agak menasehati para perawat yang menghalangi Mamaku untuk masuk. Tapi akhirnya Mama ku diperbolehkan masuk. Aku pun dibawa ke kamar itu kembali.
Aku harus menunggu beberapa hari lagi untuk menginap dan akhirnya aku sembuh. Seminggu aku disana. Dan pada hari terakhir aku benar-benar sudah tidak betah lagi dengan kamar itu.
Sudah banyak suster yang aku kenal di Rumah sakit itu. Mereka sangat ramah dan hati-hati. Akhirnya dokterku tiba ke kamarku, diperiksa, diberi resep,
“Sudah boleh pulang nak.”
Aku hanya tersenyum, itu adalah senyumku yang setengah bahagia karena aku belum sembuh total. J
“Obatnya jangan lupa diminum yang rajin ya nak.”
“Iya dok”
“Dengarkan itu kata dokter.” Kata Mamaku.
Aku tersenyum lagi. J
Dokter pun mendoakan aku agar cepat sembuh dan sehat, agar aku bisa sekolah dan melakukan aktifitasku dengan rajin.
Aku pun pulang dengan Mama. J
……………TaMaT...........




ga tau aahh...6


Aku dibawa Mamaku ke kamar inap itu lagi. Kembali ke tempat tidur dan memakai selimut dengan tangan yang berinfus. Infus yang dialiri obat yang Aku pun tak mengerti isi kandungan obat apa itu.
Terkadang dan secara rutin suster masuk ke kamar ku untuk memberi obat kedalam infus itu, dengan alat suntik suster itu mencobloskan ke infuse yang digantung itu. Bila pagi, siang dan sore hari makanan yang sehat datang untuk para pasien di Rumah Sakit itu. Menurut ku makanan itu terasa enak bila aku lapar.  Kalian tau laah aku juga suka makan.
Tak lupa suster yang membawa makanan itu membawakan air hangat untuk ku di waslap oleh Mamaku. Bila selesai di waslap aku tampak lebih segar dan cantik. Dokter pun datang ke kamar ku
“Besok kamu dioperasi, jadi sekarang kamu puasa ya nak”
“Iya”
Dokter pun meneruskan untuk memeriksa ku. Aku hanya diam dan melihati muka dokter itu. Aku mulai puasa malam itu, kata dokter agar isi perutnya bersih.
Banyak sekali halangan saat Aku puasa saat sudah sampai pagi hari tiba. Maag ku kambuh, perutku terasa sakit dan lapar. Mama ku langsung membelikanku madu.
Mama ku mencampurkan sedikit madu dengan air putih dan mengaduknya. Memberikan pada ku sesendok demi sesendok, agar perut ku tidak sakit. Jam 7 pagi aku dibawa ke ruang operasi, sebelum masuk aku diganti pakainannya dulu.
Dengan Infuse yang menancap di tanganku. Aku pun dibawa masuk oleh para dokter yang akan mengoperasi aku. Pada punggung ku di suntikkan obat bius dan aku pun tertidur dan tak tau apa yang akan terjadi pada diriku setelah itu. Aku di operasi pukul 7 pagi, tapi ia sadar pukul 5 sore.
Perutku terasa sangat sakit, aku mengeluh dan aku merasa kedinginan. Aku mencari Mamaku, tapi tak kunjung datang dan ada disisiku. Ruang itu adalah ruang ICU. Banyak orang selesai di operasi masih disitu. Semuanya merasa kesakitan dan aku pun menangis.




ga tau aahh...5


Orang tuaku segera membawa ku ke RSUD Sidoarjo, mengurus administrasi dan menaruh ku di kamar yang telah dipesankan oleh dokter tadi. Aku terlihat sangat lemah dan mungkin memang aku merasa seperti itu. Hari itu sepertinya semua orang di rumah ku sedang sedih memikirkanku. Iyu yang biasanya menyiapkan semua kini disuruh mama untuk menyiapkan baju untuk ku yang menginap di Rumah Sakit itu. Saat itu nenek ku sedang naik Haji dan Mama ku tidak berani mengabarinya karena mama takut bagaimana nanti kalau nenek juga ikut khawatir memikirkan aku, dan tidak bisa meneruskan hajinya karena khawatir. Apalagi sifat nenek ku yang mudah bingung dan khawatir.
Esoknya aku pun di bawa ke ruang USG untuk dilihat apa benar kata dokter kemarin. Beberapa menit kemudian Mifta keluar dan kata petugas USG itu
“Usus buntunya meradang”
“Terus bagaimana dok?” kata Mama ku.
“Bila usus buntu itu tidak diambil usus buntu itu akan membengkak dan bisa meletus, kotoran yang ada didalam usus itu bisa menyebar ke seluruh bagian perut.”
“Lakukan saja apa yang harus dilakukan dok, yang terpenting itu baik untuk anak saya.”
“Kita harus operasi dan ambil usus buntu itu sesegera mungkin.”
“Lakukan saja dok.”
“Baik”
Percakapan itu mengagetkan ku yang ada disebelah orang tuaku. Pikiran ku bercampur aduk seperti es campur yang terlihat nikmat itu, tetapi kali ini yang aku pikirkan adalah “OPERASI” terhadap usus buntuku yang sudah meradang itu.
“Mungkin ini yang terbaik” batin ku. Aku hanya bisa pasrah terhadap Allah SWT. Aku agak takut dengan operasi itu karena dulu aku punya teman SD yang meninggal karena usus buntu. Katanya jahitan pada perut temanku itu sobek dan banyak darah keluar dari perut temanku itu. Dan Aku hanya tau, gara-gara itu temanku meninggal.          Tapi Aku juga berpikir positif waktu kematian orang berbeda-beda, dan mungkin temanku itu pergi memang harus saat itu.




Kamis, 19 November 2009

ga tau aahh...4


“Sudah lanjutkan saja belajarmu jangan pikirkan adikmu sayang” kata Mama lembut.
“Baiklaah” kata Mifta pasrah.
Gara-gara teriakan Mifta tadi adiknya menjadi semakin liar, dan isi rumah pun yang menjadi korbannya.
Mifta sudah terbisaa dengan hal itu, tetapi ia tak bisa memaklumi apa yang terjadi setiap hari. Karena hal yang terjadi tersebut tidak pernah membuat hatinya senang atau gembira. Besoknya, adik Mifta diajak mamanya untuk pergi ke Salon di giant sekalian berbelanja keperluan makanan dan yang lainnya. Saat di salon Lia di potong rambutnya, tetapi ternyata memotongnya kependekan dan Lia pun tak suka.
“Mama, kok potongannya begini, aku mau panjang lagi.”

ga tau aahh...3


“Apa yang kalian lakukan!!” kata Lala dengan nada tinggi.
“Kami mengarangkan kamu lagu Lala, kau seharusnya berterima kasih pada kami” kata Mifta dan Husna.
“Ngarang saja kalian!! Dasar menyebalkan!!”
Kami memang menyebalkan tapi itu memang kenyataan kan, kisah mu ada didalam lagu ini.”
“Ya memang!
Tetapi jangan begini caranya!”

Rabu, 18 November 2009

Sendiri


03 Sendiri
Sherina
satu langkah lagi aku,
‘kan mengulang semuanya
bertemu raga dan wajahmu,
‘kan mengingatkan penyesalanku

mimpiku yang selama ini,
‘kan menjadi kenyataan
entah apa yang terjadi,
kau hilang di kedua tanganmu

reff:
sendiri… biarkan aku sendiri
sendiri… oh.. oh..
sendiri… biarkan aku sendiri
sendiri… oh.. oh..

bila kuberi kau kasih,
kau berikan caci maki
dan itu terus berlanjut,
tak akan pernah berhenti

setiap aku berusaha,
mengalihkan pandanganku
disaat itu kau ‘kan beri,
kasih yang aku dambakan

ga tau aahh...2


Pagi hari datang lagi, Mifta memulai hari dengan penuh semangat. Tapi setelah sampai di sekolah pelajaran di mulai seperti biasa saja. Saat-saat yang ditunggu pun tiba, yaitu istirahat, saat istirahat sangat dimanfaakan untuk makan, minum, ngobrol, menyanyi, bergaya dan lain-lainnya. Tapi saat-saat tersebut hanyalah berlangsung selama lima belas menit saja. Tapi sudah biasa pula, jam kosong dating karena kesibukan guru, mereka dapat bersenang-senang lagi. Lala dan Reza sering sekali ngbrol berdua, oleh karena itu banyak yang menganggap mereka berpacaran padahal sebenarnya tidak. Karena Reza akan segera pindah mereka lebih banyak meluangkan waktu berdua. Mifta dan Husna pun menciptakan lagu untuk mereka berdua. Yang berjudul

Sabtu, 14 November 2009

ga tau aahh...


“Mengapa kau pindah sekolah Reza?” kata mifta dengan wajah terheran-heran.
“Aku ikut orang tua ku” kata Reza dengan wajah sedih.
“Di kelas ini pasti yang paling sedih adalah lala”
“Ya aku tau tapi bagaimana lagi? Ini sudah takdirku untuk berpisah dengan teman-teman di Sekolah ini”
kata Reza dengan

Selasa, 10 November 2009

GJ semua na!!!


gj bgt wah semua nya di mana mana...
di sini sini
di sana sana..
gj beeh..